AMURANG – PEMBANGUNAN proyek strategis Boulevard III Amurang terus dipacu penyelesaiannya. Kontraktor pelaksana menargetkan proyek senilai Rp44 miliar yang didanai melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ini dapat rampung sesuai jadwal yang ditetapkan tanpa mengabaikan sedikit pun aspek kualitas.
Penanggung Jawab Lapangan PT Karya Murni Anugerah yang menangani proyek tersebut, Yefta Weken menegaskan komitmen perusahaan untuk menjaga keseimbangan antara kecepatan dan mutu.

“Kita berusaha maksimal agar semua progres berjalan sesuai jadwal dan rencana, namun tentu saja tidak mengabaikan aspek kualitas,” ungkap Weken. Ia memastikan, meskipun dikejar target penyelesaian akhir tahun, mutu pekerjaan sesuai spesifikasi teknis kontrak tetap menjadi prioritas utama.
“Mutu tetap harus dijaga. Kita pastikan semua akan berjalan sesuai standar,” tandasnya.
Pengawasan Ketat K3 dan Perlindungan Tenaga Kerja
Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi perhatian serius dalam pelaksanaan proyek Balai Sungai Sulawesi Utara ini. Weken memastikan seluruh pekerja di lapangan mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) K3 yang ketat.
“Para pekerja semua dicover oleh BPJS Ketenagakerjaan. Bahkan selama bekerja, wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD),” tegasnya.

Pihak kontraktor juga menjamin ketersediaan APD yang memadai dan memperketat pengawasan di lapangan. Pelanggaran terhadap kewajiban penggunaan APD langsung mendapatkan teguran.
“Kami selalu menyampaikan dalam briefing sebelum dan sesudah kerja untuk mematuhi SOP K3. Meskipun ada yang beralasan tidak nyaman menggunakan APD seharian, kami tetap selalu memberi teguran dan memintanya untuk tetap menggunakannya,” terang Weken, menegaskan bahwa keselamatan pekerja tidak dapat ditawar.
Selain itu, langkah pencegahan juga diambil untuk melindungi masyarakat umum. Perusahaan telah memasang rambu-rambu peringatan bahaya di area proyek, terutama bagi anak-anak.
“Bahkan ada tim yang melakukan patroli keamanan untuk memastikan tidak ada aktivitas masyarakat di area proyek, terutama di titik-titik yang berpotensi terjadi bahaya,” tambahnya.
Weken menutup pernyataannya dengan menegaskan kembali target utama proyek: “Kami memastikan bahwa proyek yang bersumber dari SBSN ini akan selesai tepat waktu, sesuai anggaran, dan yang paling utama sesuai standar kualitas dan keselamatan tinggi.”
Multiplier Effect dan Dukungan Infrastruktur Nelayan
Kehadiran proyek pembangunan Boulevard III Amurang ini disambut baik oleh berbagai kalangan masyarakat, yang meyakini proyek ini akan memberikan multiplier effect signifikan bagi perekonomian lokal.
“Jika nanti sudah rampung, ini akan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat, terutama bagi pelaku UMKM,” ujar seorang warga.
Selain sebagai penanggul ombak, proyek ini juga dilaporkan akan dilengkapi dengan pembangunan fasilitas jeti khusus bagi para nelayan. Pembangunan jeti ini disebut-sebut sejalan dengan visi Desa Lopana Satu yang telah diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan untuk dijadikan Kampung Nelayan Modern. (dou)



Tinggalkan Balasan