Rayakan Natal dan Tahun Baru dengan Komunikasi Sehat, Bukan Kekerasan

AMURANG, SorotanNews.com– Menyambut perayaan Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Pemkab Minsel memberikan peringatan keras mengenai potensi peningkatan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dipicu oleh konsumsi minuman keras (miras). Keluarga diimbau untuk sepenuhnya menghindari pesta miras sebagai bagian dari perayaan demi menjaga keharmonisan dan keselamatan.

Data menunjukkan bahwa libur panjang kerap menjadi masa rentan bagi peningkatan konflik domestik, dan konsumsi alkohol berlebihan sering kali menjadi katalis utama pemicu kekerasan.

“Kami menghimbau kepada seluruh keluarga agar menghindari pesta minuman keras saat merayakan Natal dan Tahun Baru. Dampak negatifnya sangat nyata dan seringkali berujung pada KDRT,” ungkap Kepala Dinas P3A Minsel dr Erwin Schouten 

Pesta miras dalam keluarga berdampak langsung pada risiko kekerasan, terutama menargetkan korban anak dan istri. Situasi di bawah pengaruh alkohol dapat menghilangkan kontrol diri, yang mengakibatkan tindakan fisik atau verbal yang membahayakan anggota keluarga yang paling rentan.

“Prioritas kita adalah melindungi perempuan dan anak. Mencegah konsumsi miras adalah langkah awal yang paling efektif untuk memutus rantai kekerasan di momen-momen sakral seperti ini,” tambahnya.

Kunci Harmoni: Komunikasi yang Baik

Daripada berfokus pada pesta miras, keluarga dianjurkan untuk menggantinya dengan membangun interaksi yang positif. Kunci untuk menjaga harmoni keluarga adalah komunikasi yang baik antara suami dan istri (bapak dan ibu).

  • Hindari pertengkaran yang dipicu oleh alkohol.

  • Ajak seluruh anggota keluarga untuk berdiskusi dan merencanakan perayaan tanpa miras.

  • Dorong perempuan dan bapak untuk saling mendengarkan dan menyelesaikan perbedaan dengan kepala dingin.

Pemerintah daerah dan aparat keamanan diharapkan meningkatkan pengawasan dan menyediakan posko pengaduan yang siaga 24 jam selama periode liburan ini, sebagai respons cepat terhadap potensi kasus KDRT.

Rayakan sukacita Natal dan Tahun Baru dengan penuh kesadaran dan kasih sayang, bukan dengan risiko kekerasan. (*)