Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Minahasa Selatan mengingatkan pentingnya peran keluarga dalam menjaga ketahanan keluarga di era digital, maka keluarga harus selektif dalam menggunakan media sosial.

Kepala DP3A Kabupaten Minsel dr Erwin Schouten  menegaskan selektivitas dalam menggunakan media sosial adalah kunci.

“Media sosial kini menjadi bagian dari keseharian, tapi keluarga harus benar-benar selektif, baik bagi orang tua maupun anak,” ungkap Schouten.

Birokrat yang dikenal familiar dengan vangak kalangan itu  menyoroti maraknya konten negatif di media sosial yang dapat merusak nilai-nilai keluarga, terutama pada remaja putri. Ia mencontohkan, tren joget-joget tidak pantas di media sosial yang dinilai merendahkan martabat perempuan.

“Itu bisa membuat perempuan seolah menjual diri. Orang tua harus tegas melarang anak-anak, terutama remaja putri, terpapar atau bahkan ikut-ikutan,” tegasnya.

Ia juga menganjurkan pembatasan penggunaan gadget pada anak-anak sejak pukul 15.00 hingga malam hari, agar mereka tetap memiliki waktu untuk bersosialisasi secara langsung dengan lingkungan sekitar.

“Kalau anak dibiarkan terus main gadget, mereka jadi egois, tidak mau berinteraksi. Ini melemahkan ketahanan sosial,” jelasnya.

Selain itu, Ia mendorong remaja untuk kembali menghidupkan permainan tradisional agar interaksi luring tetap terjaga dan ketergantungan terhadap gawai berkurang.

Meski belum ada data kuantitatif yang mengaitkan secara langsung penggunaan media sosial dengan kekerasan anak, Schouten menyebut ada korelasi berdasarkan kasus yang ditangani DP3A.

“Harus ada penelitian lebih lanjut, tapi dari kasus kekerasan yang kami tangani, ada indikasi pengaruh dari penggunaan media sosial dan gadget,” pungkasnya. (*)