AMURANG, SorotanNews.com– Minggu siang itu, pukul 12.00 WITA, langit di Jaga 1, Desa Mopolo, Ranoyapo, Minahasa Selatan, tiba-tiba berubah warna. Cerah yang tadinya menjanjikan, seketika disambar suara gemuruh. Hujan badai datang, membawa serta kengerian yang berputar-putar: angin puting beliung.
Dalam sekejap mata, terpaan alam itu merenggut ketenangan. Atap rumah porak-poranda, perlengkapan tidur dan barang dapur basah kuyup, bahkan televisi—satu-satunya hiburan—terancam rusak
Keluarga Stedy Runtu-Tiwa harus menyaksikan atap kamar dan dapur mereka hancur, meninggalkan delapan anggota keluarga terpapar cuaca. Begitu juga dengan rumah Duda Yun Tiwa, di mana atap dapur tak mampu menahan terjangan.
Tak kalah memilukan, rumah Joni Wangko—yang dikabarkan seorang yatim piatu—turut kehilangan sebagian atap, dan parahnya, barang elektronik berupa TV-nya menjadi korban. Sementara itu, di kediaman Janda Meni Ngayow, pusaran angin mencabut bagian bubungan (atap) rumahnya. Total, empat keluarga harus menelan pil pahit kerusakan ini.
Namun, di tengah kesusahan, semangat gotong royong warga Mopolo tak padam.

“Pemerintah Desa Mopolo, masyarakat jaga 1 dan Keluarga segera melakukan pembenahan bagian rumah yang rusak,” demikian laporan yang diterima. Camat dan Pemerintah Desa bersama Masyarakat langsung turun tangan melakukan inventarisasi kerusakan segera setelah hujan berhenti.
Bantuan Dinsos Datang Tepat Waktu
Senin, 17 November, sehari setelah musibah itu, sebuah pemandangan yang membawa kelegaan muncul di desa. Dinas Sosial (Dinsos) Pemkab Minsel tiba.
Dipimpin langsung oleh Kepala Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial, Marcella Abast, tim Dinsos datang membawa lebih dari sekadar logistik. Mereka membawa kepedulian yang konkret.
“Kami mendapat laporan pada Minggu kemarin terjadi hujan badai dan puting beliung yang menyebabkan ada beberapa rumah warga terdampak,” ujar Marcella Abast, mengonfirmasi respons cepat instansinya.
Bantuan yang disalurkan bukan sekadar formalitas, melainkan kebutuhan mendesak bagi mereka yang kini tak punya atap dan alas tidur yang layak. Bantuan itu meliputi kebutuhan bahan pokok dan peralatan tidur.
Meski estimasi anggaran kerugian belum dapat dipastikan, yang terpenting bagi Dinsos adalah memastikan para korban tidak sendirian. Meskipun keempat keluarga yang terdampak saat ini masih bertahan di rumah mereka yang rusak, uluran tangan dari Pemkab Minsel ini menjadi penopang utama untuk kembali bangkit.
Aksi cepat tanggap ini menjadi bukti, bahwa dalam cobaan seberat apa pun, warga Minsel selalu mendapatkan pelukan hangat dari pemerintahnya. (*)



Tinggalkan Balasan