AMURANG, SorotanNews.com–Sudah memasuki triwulan dua. Idealnya serapan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) sudah di atas 25 persen. Nyatanya tidak demikian, data diperoleh serapan anggaran di masing-masing perangkat daerah di lingkungan Pemkab Minsel, masih sangat minim. Mayoritas perangkat daerah realisasi anggarannya masih di bawa 20 persen. Akibatnya serapan anggaran di triwulan pertama per 31 Maret 2021 secara umum realisasi anggaran Pemkab Minsel baru mencapai angka 7,53 persen. Banyak program yang belum berjalan dan tersendat.

Masih rendahnya serapan anggaran itu, menurut Kepala Bagian Pembangunan Pemkab Minsel Yuli Rompas disebabkan sejumlah faktor.
“Pertama APBD kita memang mengalami keterlambatan. Kedua ada kebijakan refocusing sehingga Badan Keuangan sangat berhati-hati dalam memproses SPD. Sementara faktor ketiga kendala teknis SIPD. Karena sistem ini baru dipakai ditahun ini sehingga masih perlu penyesuaian-penyesuaian. Soal faktor ketiga ini memang jadi persoalan nasional. Semua daerah mengalami hal sama. Karena sistem baru,” terang Rompas, Rabu (28/4) kemarin.
Kendati begitu, kata Rompas pada triwulan kedua ini diyakini serapan anggaran akan mengalami kenaikan yang signifikan.
“Secara umum di triwulan satu memang baru belanja pegawai yang direalisasi. Seperi gaji dan TTP. Proyeksi kita di triwulan dua akan mencapai 32 persen. Begitu setrusnya di triwulan tiga kita memproyeksikan mencapai angka 72 persen. Sehingga nanti pada triwulan ke-empat serapan anggaran kita maksimal, ” optimis Rompas.
Sementara itu di sisi lain, dia megaku bahwa masih ada sejumlah perangkat daerah yang kurang patuh memberikan laporan epra selama triwulan satu.
“Bulan Januari hanya 15 yang tepat waktu memasukan laporan dari 46 perangkat daerah atau 31,91 persen. Begitupun di bulan Februari sama hanya 15. Sementara di bulan Maret 42 Perangkat Daerah ayang memasukan laporan epra tepat waktu. Sisanya ada 4 yang terlambat. Jadi presentasenya mencapai angka 89,36 persen, ” rincinya.
Diketahui Dinas yang bisa dibilang persentase penyerapan anggarannya cukup lumayan adalah Dinas PMD. Dari total pagu anggaran yang mencapai Rp6 miliar, sejauh ini yang sudah terealisasi mencapai Rp1 miliar lebih atau 20, 80 persen.
Seterusnya ada Dinas Pariwisata dari total anggaran Rp2 miliar lebih sudah direaliasikan sebesar Rp500-an juta atau 19,94 persen. Di posisi ketiga ada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan dari total anggaran Rp2 miliar lebih sudah terserap sebesar Rp357 jutaan, atau 17,46 persen.
Sementara untuk Kecamatan yang masuk tiga besar serapan anggaran bagus ialah Kecamatan Tatapaan. Dari total pagu anggaran Rp1 miliar sudah terserap sebesar Rp400-an juta atau 21,73 persen.
Di posisi kedua Kecamatan Maesaan. Dari total anggaran Rp2 miliar sudah direalisasikan mencapai Rp400-an juta atau setara 21,14 persen. Yang terakhir adalah Kecamatan Ranoyapo, dari total pagu anggaran Rp1 miliar lebih sudah terserap, Rp300-an juta atau setara 20,03 persen. (dou)
Tinggalkan Balasan