AMURANG, SorotanNews.com — Bupati Minsel Franky Wongkar, mendatangi langsung Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kamis (16/06) hari ini.
Kedatangan Bupati yang diterima langsung Deputi III BNPB mayjen TNI Fajar Setiawan untuk melaporkan secara langsung sekaligus menyampaikan proposal penangulangan bencana ambruknya Jembatan Ranowangko Pantai Bolevard Amurang, dan puluhan rumah warga dan sejumlah cottage akibat abrasi. Puji Tuhan syukur Alhamdulillah, BNPB pun langsung merespon.

“Kita mendapatkan respon positif karena memang didatangi langsung. Saya diterima Deputi 3, dan salah satu direktur,” ungkap Bupati ke media ini via telepon malam tadi.
Bupati mengatakan respon cepat yang ditunjukkan pihak BNPB itu melalui kunjungan langsung ke Amurang yang akan dilaksanakan besok, Jumat (17/06) untuk memantau langsung situasi pasca bencana.
“Akan datang full tim, Kepala BNPB, salah satu direktur dan Deputi III, ada juga dari BMKG dan bagian bencana PMK,” ungkap Wongkar.
Kedatangan Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto bersama jajarannya selain melihat kondisi bencana, BNPB juga membawa sejumlah logistik.
“Mereka juga membawa bantuan Dana Siap Pakai (DSP) yang akan diserahkan ke Pemkab Minsel kemudian diteruskan ke para korban bencana. Ada juga logistik lainnya. Ini sesuatu yang sangat baik dan positif, di pemerintah dan masyarakat korban bencana di Amurang,” sebutnya.
Bupati menyebutkan respon cepat pihak BNPB dan instansi terkait lainnya tidak lepas dari dukungan doa masyarakat Minsel dan peran media dalam memberikan informasi terkait bencana tersebut.
Sebelumnya Sekretaris Daerah (Sekda) Minahasa Selatan Gladi Kawatu menjelaskan bahwa lokasi bencana akibat abrasi pantai ini yang terdampak di dua kelurahan, yaitu Kelurahan Bitung dan Kelurahan Uwuran Satu. Meski begitu, berdasarkan data awal masyarakat yang paling banyak terdampak akibat abrasi yaitu di Kelurahan Uwuran Satu.
Dia lantas merinci sejumlah kerusakan akibat abrasi pantai ini, yaitu rumah warga di Kelurahan Uwuran Satu terdapat 31 rumah, kemudian terdapat jembatan, jalan sepanjang 500 meter, satu cafe serta sarana prasarana air minum, bahkan ada satu icon pariwisata yang baru dibangun pemerintah daerah.
“Kerugian yang ditaksir tadi malam oleh pemerintah sekitar Rp 55 miliar,” ujarnya.
Dia menyebut sebagian besar rumah warga yang terdampak akibat abrasi berada di titik reklamasi. Menurut dia sebelumnya pemerintah daerah sudah membuat larangan untuk tidak membangun pemukiman warga di lokasi reklamasi.
“Sebagian besar di lokasi reklamasi. Memang ada larangan dari pemerintah, sejujurnya masyarakat yang bermukim di sekitar sini tidak ada izin untuk mendirikan bangunan. Jadi ke depan menjadi pelajaran buat kita untuk membangun ada mekanisme yang harus diikuti,” pungkasnya. (dou)
Tinggalkan Balasan